Skip to main content

Fenomena sepeda mahal

Belakangan ini di FB saya muncul satu postingan yang terus terusan.. padahal sebelumnya saya juga sudah di share tentang ini di WAG komunitas sepeda saya. Kurang lebih begini postingannya..



Di WAG, saya malah saya dijadikan bahan ledekan sama teman-teman karena mereka tahu klo suami saya juga suka sepeda dan sering gonta ganti sparepartnya..klo istilahnya mah upgrade.

Sejujurnya saya pernah ngalamin mirip-mirip kisahnya ibu ini.. saya inget banget ketika tiba-tiba di rumah datang paket dengan kardus besar banget, ternyata isi nya frame sepeda fullsus.. yup suami saya pun pernah lebih baik MINTA MAAF dibanding MINTA IZIN.

Saya murka saat itu? Tentu saja.. tapi ya gitu deh.. akhirnya saya lemah setelah mendengar penjelasannya.. mungkin karena saya juga doyan sepeda ya jadi masih bisa memaafkan selagi masih logis.

Tapi klo suami saya kasus nya upgrade kaya itu juga saya akan murka banget.. bukan apa-apa karena itu udah diluar kemampuan kami.

Saya tahu banget bahwa sepeda itu hobby yang unlimited klo udah soal budgetnya, tinggal gimana kita nya ajah, kita nya harus sadar seberapa kemampuan dan juga kemauan jadi bisa disesuaikan. 

Kenapa begitu? Karena sesungguhnya banyak sepeda yang harga nya ratusan juta dan ada juga sepeda yang hanya jutaan. Saya sudah tidak kaget ketika lihat harga sepeda yang memang benar-benar angka nya bikin orang awam pasti kaget. 

Itu sebabnya ketika ada teman yang baru mau beli sepeda, biasanya nanya-nanya sepeda yang bagus itu apa.. saya langsung balik tanya budget nya berapa untuk beli sepeda. Karena beneran deh sepeda yang bagus mah emang yang biasanya budgetnya luar biasa juga, tapi bukan berarti yang low budget nya dapat kualitas jelek ya.. semuanya bisa di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya kok.

Saya sendiri dulu punya empat sepeda dengan berbagai jenis, namun seiring dengan berjalannya waktu menyesuaikan dengan kebutuhan dan budget keluarga kami.. akhirnya menyusut jadi tiga sepeda yang kami rasa itu sudah cukup untuk mengakomodir kebutuhan saya dan suami.

Saat ini hanya punya dua sepeda lipat dan satu sepeda full suspension, dua sepeda lipet (SELI) ini untuk kebutuhan saya dan suami gowes bareng, sedangkan yang sepeda fullsus nya untuk kebutuhan suami klo lagi kangen main tanah alias lelumpatan.




Kenapa seli?

Sejujurnya saya sekarang jadi cinta seli karena lebih ringkes dan gowesnya santai, tujuan saya gowes memang untuk menikmati kayuhan sepeda dan juga pengennya bisa eksplorasi ke beberapa tempat baik di dalam dan luar kota. Seli itu gampang di loadingnya, jadi bisa diajak naik mobil, kereta, bis dan bahkan pesawat. Selain itu dengan seli lebih fleksibel, klo udah cape gowes atau kehujan bisa loading naik Taksi online :D



Jadi untuk saat ini saya sama suami sudah cukup merasa puas dengan formasi sepeda yang ada di rumah. Terkadang si seli pun sering dipakai sama anak sulung untuk sekedar bermain sepeda bersama temannya atau sesuai kebutuhannya untuk ke warung atau pergi les.

SEPEDA LIPAT ASAL INGGRIS

Sesungguhnya saat ini saya dan suami masih penasaran banget dengan sepeda lipat asal inggris ini.. ingin rasanya beli, tapi mikir kok harganya mahal tenan yak.. sampai akhirnya saya beli KW nya dulu.. tapi tidak menutup kemungkinan untuk siapa tahu kedepannya membeli yang asli… bantu amin kan pemirsaaahh :D

Awal dulu ngelihat sepeda lipat ini, ngerasa apa ya beda nya dengan seli lainnya dan sampai sekarang pun penasaran banget pengen ngendarainnya..pengen tau apa bedanya dan bagaimana sensasinya naik sepeda ini.. pengen membuktikan apakah seli ini cukup worth to buy? Hhmm semoga bisa nyobainnya.

Belakangan ini memang saya lihat seli asal inggris ini sudah semakin pasaran di Kota ini, klo dulu jarang-jarang lihatnya tapi sekarang udah kaya sepeda murah euy… apalagi klo CDF an udah banyak banget. Di beberapa acara komunitas sepeda pun, pernah saya melihat seli ini bagai ponsel nokia dijamannya, padahal acara tersebut bukan acara khusus komunitas nya sepeda ini tapi hampir rata-rata pesertanya pakai ini.

Namun sayangnya seiring dengan merajalela nya sepeda ini, banyak juga opini yang kurang enak.. seperti ketika saya baca salah satu postingan FB ini.


Menurut saya ya…. Sekali lagi tulisan ini hanya opini saya ajah sebagai seseorang yang juga doyan sama sepeda.
Fenomena diatas memang benar adanya, namun memang tidak semuanya seperti itu, namun ya mungkin tradisi di negeri ini juga yang menjadikan barang mahal pada akhirnya punya gengsi tinggi dan jadi timbul semacam kasta, dan sayangnya hampir sebagian orang di negeri ini follower alias senang mengikuti, jadi buat mereka bisa sama dengan kasta itu akan menjadi kebanggaan sendiri.

Salah satu fenomena trendnya memakai merk “buah” baik untuk henpon, notebook dan berbagai gadget lainnya.. tidak dipungkiri klo saya sendiri pernah menjadi salah satu follower menggunakan henponnya.

Sayangnya opini saya setelah memakainya kurang begitu puas, memang ada kelebihan dan kekurangannya dan jika dilihat dengan harganya, saya sedikit menyesal.. karena ternyata banyak juga henpon bagus dan harganya pun masih wajar.. tapi sekali lagi saya tekankan bahwa opini orang beda-beda dan mungkin banyak orang yang berpikiran beda sama saya, tapi memang tidak dipungkiri waktu memakai henpon itu berasa eksklusif juga sih.

Back to sepeda, saat ini pun saya rasa ada segelintiran orang membeli seli ini hanya untuk ikut-ikutan jadi pesepeda dadakan demi ngikutin trend, yang pada akhirnya MUNGKIN mereka tidak mengerti bahwa para pesepeda itu biasanya ramah ke sesamanya, biasanya setiap bertemu harus bertegur sapa dengan minimal membunyikan bel nya. MUNGKIN juga ya mereka pun beli dan memakai sepeda ini hanya untuk pengakuan bahwa mereka mampu dan juga masuk dalam kastanya.

Jujur sejujurnya, buat saya sendiri yang sudah bersepeda dari sekitar tahun 2014 an walau dari kecil saya suka main sepeda, makin kesini saya makin mengerti bahwa sesungguhnya bersepeda itu bukan karena sepeda nya.
Buat yang sering sepeda kemana-mana pasti ngerti deh dengan istilah.. 

“ YANG PENTING BUKAN SEPEDANYA SIH TAPI DENGKULNYA”

Kenapa begitu? Karena memang saya sudah membuktikan sendiri bahwa biarpun pake sepeda dengan spek tinggi pun klo skill dan kekuatan dengkul tidak mendukung.. tetep ajah berat bro!
Saya sendiri justru salut sama orang yang mungkin sepedanya itu biasa tapi mereka bisa memaksimalkan sepedanya.

Bersepeda itu bukan hanya soal sepedanya buat saya, tapi lebih ke bagaimana bisa blusukan ke berbagai tempat baik di dalam maupun luar negeri sambil menikmati setiap kayuhan pedalnya, trus bisa sabar menghadapi tanjakkan dan juga menikmati setiap turunan.. kaya filosofi hidup lah.. halaaahh XD

Mimpi saya adalah bisa bersepeda seperti itu, namun untuk saat ini saya masih belum bisa begitu karena masih ada anak-anak yang usia nya belum besar, belum bisa ditinggal-tinggal tapi mungkin suatu saat nanti saya bisa seperti dua pasangan pesepeda yang belum lama ini bisa Jakarta belanda, trus ada juga pasangan suami istri yang hobby bersepeda touring ke berbagai kota, bisa dilihat Instagram feed nya bagus banget! 

Ada satu pesepeda cewe yang saya salut banget, saya selalu baca pengalaman bersepeda diblog nya. Namanya mba Nana Podungge, saya salut sama mba nana ini, saya sampai mengikuti instagramnya untuk melihat petualangan dia bersepeda ke berbagai kota.. salutnya sepeda nya juga bukan sepeda mahal tapi dia kuat… asli saluuut. 

Saya juga ikut dalam salah satu komunitas sepeda yang menggunakan sepeda menjadi kendaraannya menuju kantor, di komunitas ini saya merasa bukan sepedahnya yang ditonjolkan namun bagaimana menikmati bersepeda di segala suasana dan mereka mengumpulkan kilo meter untuk mengapresiasikan diri..sederhana namun saya suka karena sisi sesungguhnya yang ditonjolkan.

Kadang saya juga mendengar selintingan orang yang bilang bahwa hobby bersepeda itu mahal, sungguh buat saya itu TIDAK BENAR sama sekali… mahal atau murah nya itu tergantung pemikiran pribadi masing-masing.. begitu juga dengan sifat arogan itupun balik lagi ke pribadi manusianya, jika memang punya sifat seperti itu ya mungkin akan menjadi seperti itu, sebaliknya jika orang tsb humble pun malah akan lebih menaikkan derajatnya.. buat saya sekali lagi sepeda mahal atau murah ngga masalah yang penting bagaimana kita menikmati bersepeda dan bagaimana kita menjaga attitude kita dengan para pesepeda lainnya.

Disclaimer:

Tulisan ini hanya opini saya saja dan tidak bermaksud menyudutkan atau apapun. Sebelumnya Mohon maaf jika kata-kata dalam tulisan ini kurang berkenan dengan pihak manapun. Karena saya juga bukan manusia yang sempurna.


Comments

Popular posts from this blog

Tania begaya..

Ke Batu Secret Zoo & Museum Satwa

cerita yang tertunda banget.. tapi ngga afdol rasanya klo ngga di ceritain, pengalaman yang luar biasa, harus dicatat di sini. Menurut review yang sering aku baca, katanya kebun binatang ini merupakan salah satu kebun binatang terbaik di Asia, dengan fasilitas yang baik dan koleksi hewan yang beragam. Batu secret zoo ini terletak di kawasan Jatim Park dua berdekatan dengan Museum satwa, eco green park dan Hotel pohon inn yang terkenal. Konon katanya menginap di pohon Inn ini klo malam seru bisa mendengar suara suara binatangnya. Back to Bsz, harga tiket yang ditawarkan ada beberapa pilihan dan harga tiket normal Bsz sendiri sudah inc dengan tiket ke museum satwa. Ada paket yang juga sekalian tiket masuk ke eco green park. Sayangnya hari itu aku tidak memilih paket itu karena takut tidak cukup waktu nya, dan bener aja dong kita masuk bsz dari jam 10 pagi sampe jam 4sore :) Untuk HTM nya sendiri yang tidak paket adalah 75ribu/orang pada weekday dan 105ribu/orang pada sa

Cerita Adenomiosis ku.. part 1

Tanggal 15 juni 2022 kemarin adalah hari bersejarah buat saya, gimana ngga bersejarah karena ditanggal itu akhirnya saya menyatakan cerai talak 3 sama penyakit yang sudah lama menyiksa saya yaitu adenomyosis. Ya saya mengidap penyakit ini ternyata dari awal terdeteksi itu sekitar tahun 2012 hingga saat ini tahun 2022, ya kurang lebih sekitar 10 tahun. Awal “berteman” sama penyakit ini masih ngga mengganggu.. masih santai dan bahkan belum berasa apapun, hanya saja ketika ingin hamil anak kedua itu agak susah dan saya harus bolak balik ke dsog untuk konsultasi.. singkat cerita saya masih bersyukur akhirnya masih dikasih kesempatan hamil anak kedua sama Allah tanpa saya harus berjuang untuk terapi hormone mengalahkan si adenomyosis