Siapa yang tak kenal Koperasi? Mungkin para
milenial sekarang banyak yang agak kurang paham tentang apa itu koperasi, klo
saya sendiri sudah tau soal koperasi dari salah satu mata pelajaran Ekonomi pas
di sekolah dulu.
Selain teori yang saya dapat soal koperasi dari
sekolah, hingga saat ini pun saya sudah merasakan sesungguhnya manfaat koperasi
itu sendiri, dari mulai di sekolah dulu ada koperasi yang bentuknya seperti toko menurut saya... karena tahunya kalo koperasi itu tempat menjual barang-barang kebutuhan di
sekolah seperti buku, alat tulis dan juga seragam. Sedangkan untuk saat ini
saya sendiri sudah terlibat menjadi salah satu anggota koperasi di kantor,
sudah makin tahu juga fungsi koperasi yang sesungguhnya selain untuk belanja,
saya juga sudah merasakan manfaat koperasi sebagai sarana simpan pinjam dan
juga merasakan manfaat sisa hasil usaha (SHU) dari koperasi.
DEFINISI KOPERASI
Memang koperasi itu menggunakan azas dari kita
dan untuk kita lagi, karena visi dari koperasi itu sendiri
adalah usaha bersama yang dilandaskan pada
kegotongroyongan dari anggota untuk anggota dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
masyarakat terutama di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Namun menurut Menteri Koperasi dan UMKM, Bapak
Teten Masduki mengungkapkan bahwa koperasi untuk saat ini bisa dibilang belum
berfungsi secara utuh sesuai prinsipnya. Bapak Teten mengungkapkan hal ini pada
acara Webminar yang diselenggarakan oleh Indonesian Consortium For Coorporatives
Innovation (ICCI) dengan tema Masihkah Koperasi Menjadi Andalan? pada hari
Kamis (13/08/2020).
Pada acara ini selain Bapak Menteri Teten
Masduki, hadir pula beberapa narasumber diantaranya Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi Rully Nuryanto, Deputi
Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi, Executive Committee ICCI Firdaus
Putra, HC., Ketua KSP Sahabat Mitra Sejati Ceppy Y Mulyana, dan Direktur
Operasional Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)
Sugeng Priyono.
MASIHKAH KOPERASI
MENJADI ANDALAN?
Bapak Teten juga mengungkan masih kecilnya
animo masyarakat untuk menjadi anggota koperasi tidak seperti diluar negeri.
Sedangkan klo dilihat dari usaha yang dijalankan oleh unit koperasi saat ini
masih lebih didominasi menjadi koperasi simpan pinjam, artinya koperasi belum
bergerak di sector real.
Pada acara ini juga dibahas masalah peran
koperasi yang sesungguhnya memang banyak, bukan hanya sekedar KSP atau Koperasi
Simpan Pinjam yang lebih popular di masyarakat. Koperasi juga harus bisa masuk
ke sector ekonomi unggulan Indonesia, jadi koperasi juga bisa berfungsi menjadi
lembaga untuk membantu UMKM.
Dalam membentuk pola koperasi menjadi pilihan
rasional untuk orang berusaha, banyak hal yang mengarah untuk mengedukasi
kepada masyarakat luas khususnya bagi para pelaku UMKM agar tertarik menjadi
anggota koperasi.
Pemerintah sendiri saat ini sedang berusaha
menggalakkan edukasi tersebut kepada masyarakat luas, khususnya para generasi
milenial yang merupakan kaum produktif dalam kegiatan perekonomian saat ini.
Dimasa pandemic seperti sekarang ini,
seharusnya koperasi bisa dijadikan suatu solusi untuk kegiatan perekonomian, Hal
ini di ungkapkan oleh Bapak Rully dari Deputi Bidang Kelembagaan Kementrian
Koperasi.
Paparan dari Deputi
Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi Bapak Ahmad
Zabadi..
Koperasi belum
sepenuhnya menjadi pilihan utama bagi masyarakat nasional sebagai Lembaga
ekonomi, namun demikian harusnya peran koperasi perlu terus dioptimalkan dengan
cara meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjadi anggota koperasi dan
dunia perkoperasian juga harus mengubah cara berbisnisnya dengan memanfaatkan
teknologi digital dan inovasi produk.
Executive
Committee ICCI Firdaus Putra mengatakan, animo masyarakat untuk menjadi anggota
koperasi tetap tinggi mengingat daya jelajah koperasi yang dapat menjangkau
hingga masyarakat kelas menengah ke bawah. Sektor UMKM termasuk yang paling
banyak mengakses layanan koperasi karena dapat mendukung usaha rintisan
tersebut.
“Era digitalisasi membawa sejumlah peluang bagi
koperasi untuk meningkatkan layanan yang menjangkau kebutuhan hulu dan hilir
anggota sehingga nilai tambah yang dirasakan anggota akan lebih signifikan
karena koperasi tumbuh sebagai entitas bisnis yang mengusung one stop solution
bagi anggotanya,” ujar dia.
Dua contoh koperasi besar yang sudah melakukan transformasi layanan secara digital kepada anggota,
yaitu KSP Sahabat Mitra Sejati dan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA).
KSP SAHABAT MITRA SEJATI
Kalo dilihat apa yang dipaparkan oleh bapak
Ceppy Y Mulyana selaku Ketua KSP Sahabat
Mitra Sejati, KSP Sahabat Mitra Sejati ini sudah melakukan transformasi ke arah digitalisasi,
dimana KSP ini sudah memiliki produk juga layanan dan simpanan berbasis
digital. Salah satu nya simpanan online SOBATKU yang berbasis aplikasi pada
smartphone, dengan mengubah no handphone menjadi no rekening sehingga memudahkan
anggota koperasinya untuk bertransaksi, harapannya inovasi ini dapat membuat
masyarakat makin tertarik menjadi anggota koperasi.
KSP Sahabat Mitra Sejati juga berkolaborasi dengan
berbagai koperasi lainnya, perbankan dan juga pendamping usaha lainnya, tujuan
dari kolaborasi ini untuk mendukung para pelaku UMKM untuk memperluas usaha
nya.
Selain itu KSP SMS ini juga sudah menjalin
hubungan dengan Bank Indonesia dan juga OJK untuk menumbuhkan keyakinan dari
para anggotanya.
KOPERASI MITRA DHUAFA (KOMIDA)
Koperasi ini unik menurut saya, karena semua
anggota nya adalah perempuan. Kenapa perempuan? Karena menurut Bapak Sugeng
Priyono selaku Direktur Operasional KOMIDA bahwa perempuan itu adalah manager
rumah tangga yang totalitas.
Koperasi yang baru bertranformasi di tahun
2009 ini dari sebelumnya adalah sebuah yayasan yang focus terhadap perempuan
dan juga sebagai bentuk dari pemberdayaan perempuan. Saat ini anggota dari
KOMIDA sendiri sudah 732.856 orang yang tersebar di 313 cabang di 146 kabupaten
dan 13 propinsi.
Selain produk simpan pinjam untuk usaha, KOMIDA
juga memiliki program pinjaman yang bisa menjadi solusi permasalahan yang ada
di masyarakat.
Dari hasil webminar ini saya menyimpulkan
bahwa memang koperasi banyak sekali manfaatnya dan masih menjadi salah satu
sokong perekonomian khususnya para pelaku UKM. Dengan adanya dukungan dari
koperasi kepada pelaku UMKM dapat membuat usahanya makin berkembang dan juga
perekonomian bagi masyarakat luas bisa semakin membaik.
Jika koperasi terus melakukan adapatasi dan
bertransformasi mengarah digitalisasi mengikuti kemajuan teknologi saat ini
sehingga bisa membuat inovasi yang bisa membuat koperasi tersebut fungsi nya
semakin luas dan bisa mensejahterakan para anggota nya.
Comments
Post a Comment