Lagi browsing tentang parenting, nemuin artikel ini dari situs www.rumahbunda.com
Artikel mengenai bagaimana cara menghadapi anak yang suka melawan dan keras kepala. Kebetulan banget, akhir-akhir ini tania lagi memasuki fase suka keras kepala dan apapun maunya itu harus :(
Klo aku lihat, tania bisa begitu karena sehari-hari dia dimanja dan terlalu disayang sama eyangnya, memang aku sedikit dilema mengenai hal ini. Di asuh sama pembantu, aku kurang percaya trus giliran di asuh sama nyokap, aku lebih tenang banget pastinya, tapi ya ada minusnya juga, si anak jadi terlalu manja dan keras kepala seperti sekarang ini :'(
Oia untuk artikelnya kurang lebih seperti ini, aku bener-bener copas ya..
Eyangnya selalu membela dan memberikan apa yang dia mau,termasuk klo dia sedang di omelin sama aku ataupun ayahnya, pasti langsung di bela. :(
Salah banget emang sikapnya eyang-eyang nya tania, udah berulang kali aku beritahu mengenai hal ini ke mereka, cuma ya itu mereka terlalu sayang sama cucu nya dan banyak ngga teganya, padahal too much itu efeknya pasti ngga bagus.
Lalu untuk masalah mengalah itu lebih sering ketika ada rafif di rumah, seperti seminggu terakhir ini pas banget rafif dititipin di rumah karena mbaknya lagi pulkam. Ammmpunnn deh, tania bener-bener ajaib kelakuannya klo ada rafif, mungkin karena ada rasa cemburu juga kali ya, ditambah dia harus mengalah terus sama rafif yang lebih kecil umurnya.
Dari sisi poin-poin bagaimana cara menghadapinya, sepertinya mudah ya.. tapi aku yakin bangeeet itu butuh kesabaran yang ekstra banget, contohnya yang poin ketiga, dalam hal memberikan penjelasan dan pengertian itu susah-susah gampang loh.. apalagi supaya dimengerti anak.. kadang malah menimbulkan emosi ketika si anak protes dan semakin keras kepala dengan yang dia inginkan. *langsungelusdada*
Sekarang lagi berusaha cari cara bagaimana supaya tania tidak jadi keras kepala seperti sekarang ini dan akan berusaha mencoba menerapkan poin-poin dari artikel ini. Aku berharap ini cuma sindrom sesaat ajah dan tania akan sedikit melunak sifat keras kepalanya....
Artikel mengenai bagaimana cara menghadapi anak yang suka melawan dan keras kepala. Kebetulan banget, akhir-akhir ini tania lagi memasuki fase suka keras kepala dan apapun maunya itu harus :(
Klo aku lihat, tania bisa begitu karena sehari-hari dia dimanja dan terlalu disayang sama eyangnya, memang aku sedikit dilema mengenai hal ini. Di asuh sama pembantu, aku kurang percaya trus giliran di asuh sama nyokap, aku lebih tenang banget pastinya, tapi ya ada minusnya juga, si anak jadi terlalu manja dan keras kepala seperti sekarang ini :'(
Oia untuk artikelnya kurang lebih seperti ini, aku bener-bener copas ya..
Ada masa ketika anak-anak berusia 2-5 tahun menjadi suka melawan dan
keras kepala. Ini adalah fase yang sangat alami pada masa pertumbuhan
kejiwaan anak. Mengapa alami? Karena ini adalah fase dimana anak-anak
mulai menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang independen dari
orang-orang dewasa, terutama orangtuanya.
Sebab-sebab anak suka melawan dan keras kepala:
- Meniru perbuatan orangtuanya yang -maaf- juga keras kepala, atau anak sering menyaksikan orangtuanya bertengkar.
- Orangtua terlalu memanjakan, selalu memberikan apa yang diinginkannya. Ketika suatu saat keinginan tersebut tidak dipenuhi, tentu anak akan memprotes dan melawan.
- Tidak adanya ikatan kasih sayang dan pengertian antara orangtua dan anak.
- Orangtua terlalu membiasakannya taat pada sesuatu secara fanatik.
- Anak-anak terlalu sering disuruh mengalah, tanpa memberi pengertian yang dapat membuatnya mengerti.
Cara menghadapi anak-anak yang suka melawan dan keras kepala:
- Hendaknya orangtua bersikap lebih fleksibel, serta memberikan kasih sayang dan pengertian pada anak-anaknya.
- Bersikap seimbang dalam mendidik anak. Tidak terlalu memanjakan, tapi juga tidak terlalu keras.
- Senantiasa memberikan penjelasan atau pengertian yang dapat dimengerti oleh anak setiap kali memerintah, menyuruh, atau melarang dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan diterima oleh anak dengan baik.
- Menghindarkan diri untuk tidak bertengkar atau bersuara keras saat sedang berselisih dengan pasangan, serta tidak melakukannya di hadapan anak.
- Tidak bersikap plin plan, dalam artian tidak menyuruh anak atau membiarkan anak melakukan sesuatu, tapi kemudian melarang anak melakukan hal tersebut di lain waktu.
- Memberikan hadiah untuk sikapnya yang baik dan memberikan hukuman jika ia melakukan pelanggaran.
- Senantiasa berusaha untuk membuat hati anak senang dan gembira, tapi tidak berlebihan.
Klo dilihat dari poin-poin sebabnya, yang paling jelas banget itu yang poin 2 dan 5, tapi bukan oleh orang tuanya juga malah keseringan itu dari eyangnya :( sedangkan untuk poin-poin lainnya 1,3 dan 4 itu bisa aku pastiin tidak ada didalam keseharian kami.
Salah banget emang sikapnya eyang-eyang nya tania, udah berulang kali aku beritahu mengenai hal ini ke mereka, cuma ya itu mereka terlalu sayang sama cucu nya dan banyak ngga teganya, padahal too much itu efeknya pasti ngga bagus.
Lalu untuk masalah mengalah itu lebih sering ketika ada rafif di rumah, seperti seminggu terakhir ini pas banget rafif dititipin di rumah karena mbaknya lagi pulkam. Ammmpunnn deh, tania bener-bener ajaib kelakuannya klo ada rafif, mungkin karena ada rasa cemburu juga kali ya, ditambah dia harus mengalah terus sama rafif yang lebih kecil umurnya.
Dari sisi poin-poin bagaimana cara menghadapinya, sepertinya mudah ya.. tapi aku yakin bangeeet itu butuh kesabaran yang ekstra banget, contohnya yang poin ketiga, dalam hal memberikan penjelasan dan pengertian itu susah-susah gampang loh.. apalagi supaya dimengerti anak.. kadang malah menimbulkan emosi ketika si anak protes dan semakin keras kepala dengan yang dia inginkan. *langsungelusdada*
Sekarang lagi berusaha cari cara bagaimana supaya tania tidak jadi keras kepala seperti sekarang ini dan akan berusaha mencoba menerapkan poin-poin dari artikel ini. Aku berharap ini cuma sindrom sesaat ajah dan tania akan sedikit melunak sifat keras kepalanya....
thanks tips nya ya. aku lagi mengajarkan berempati sama pascal nih
ReplyDeletesy juga sempat mengalami hal2 spt itu.. Yah namanya masih tinggal sm org tua.. Di satu sisi mencoba memahami kl yg namanya kakek-nenek pasti bakal manjain cucunya abis2an.. Tp di sisi lain efek negatifnya si anak spt mendapatkan "pembela" kl dia salah.. Pada akhirnya memang harus terus berkomunikasi dg semua pihak.. Berulang2 kali di lakukan.. Skrg sih lumayan lah udah jarang bgt "bertabrakan" spt dulu
ReplyDeletewuii si andrew juga nih.. lagi suka ngelawan banget dan pake teriak2.
ReplyDeletetapi setelah kita introspeksi ya karena kita juga suka marah2 ke dia pake teriak2 ya. hahaha. jadi kita lagi berusaha pelan2 merubah nih. merubah diri sendiri dan merubah si andrew...
@mba lidya
ReplyDeletesama-sama mba.. bener tuh ngajarin empati penting banget.. aku juga lagi berusaha ngajarin itu
@mba chi
beneran dilema banget.. disayang yg terlalu menimbulkan efek negatif.. ini aku juga lagi usaha terus utk kompromi ke semuanya
@arman
thanks udh ngingetin utk instropeksi, kaynya bener deh kita kudu berubah juga supaya anak ikutan berubah.
jadi orang tua yang baik ternyata emang susah yaa... untung saja saya belum punya buntut jadi belum bisa ngebayangin deh klo seorang anak biosa ngelawan :D
ReplyDeleteThanks buat tipsnya ya jeng..berguna banget untuk orang tua manapun. Ya namanya anak-anak ya, semanis2nya mereka ada aja masa di mana mereka suka keras kepala..
ReplyDeletesekali lagi thanks yaa...Salam buat Tania cantik!